Selasa, 16 Oktober 2012

PERGAULAN BEBAS REMAJA DITINJAU DARI SEGI MORAL



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998). Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial.
Melihat berbagai fakta yang terjadi saat ini, tidak sedikit para remaja yang terjerumus ke dalam lembah perzinahan (Free sex), disebabkan terlalu jauhnya kebebasan mereka dalam bergaul, faktor utama masalahnya adalah kurangnya pemahaman masyarakat saat ini terhadap batas-batas pergaulan antara pria dan wanita. Disamping itu didukung oleh arus modernisasi yang telah mengglobal dan lemahnya benteng keimanan kita mengakibatkan masuknya budaya asing tanpa penyeleksian yang ketat..
Rusaknya moral remaja dipengaruhi oleh beberapa hal dan yang paling dominan mempengaruhi perubahan moral remaja adalah faktor pergaulan. Oleh karena itu, dengan adanya latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan tersebut diatas. Disusunlah makalah mengenai permasalahan remaja terkait pergaulan bebas dengan judul makalah “Pergaulan Bebas Remaja ditinjau dari segi moral”.

1.2   Rumusan Masalah
  Makalah ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut.
1)   Apa faktor yang menyebabkan timbulnya pergaulan bebas di kalangan remaja?
2)   Bagaimana strategi untuk mengatasi masalah pergaulan bebas?
3)   Bagaimana hubungan pergaulan bebas di era modernisasi sebagai pemicu runtuhnya moral bangsa ?

1.3  Tujuan Makalah
 Tujuan makalah ini sebagai berikut.
1)    Untuk  mengetahui faktor yang menyebabkan timbulnya pergaulan bebas.
2)    Untuk mengetahui strategi untuk mengatasi masalah pergaulan bebas.
3)    Untuk mengetahui hubungan pergaulan bebasdi era modernisasi sebagai pemicu runtuhnya moral bangsa.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Faktor Penyebab Timbulnya Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja
Pergaulan remaja di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa remaja era sekarang mempunyai sifat ingin bebas dalam bergaul sehingga mereka merasa senang. Namun kebebasan dalam bergaul juga harus dibatasi, jangan sampai pergaulan yang mereka ikuti adalah pergaulan yang justru akan membuat mereka menyesal di kemudian hari, pergaulan yang akan menghambat cita-cita tinggi mereka,cita-cita yang sejak kecil mereka impikan menjadi hancur hanya karena salah pergaulan. Remaja mempunyai sifat yang cukup labil sehingga mereka tidak memiliki pendirian yang tetap, emosi yang tidak stabil dan tidak dapat menguasai dorongan nafsu yang ada. Hal tersebut terjadi bukan tanpa sebab. Kebanyakan kenakalan remaja dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya sebagai berikut :
a.    Salahnya Pergaulan dan Kurangnya Pengawasan Orang Tua
Hal terpenting dalam perkembangan moral, mental dan sifat remaja adalah kasih sayang dari kedua orangtua, bila hal ini tidak ada dalam keluarga maka remaja akan cenderng mempunyai sifat yang seakan-akan hidup penuh dengan kebebasan, tanpa ada aturan dan bimbmbingan dari orangtua dan bertindak sesuka hati, bebas alam memilih pergaulan. Dalam hal ini remaja mempunyai sifat pemarah, keras kepala dan susah untuk diatur.  Jika kasih sayang dari orangtua sudah tidak ada, maka pengawasan dari orangtuan pun akan berkurang, sehingga orangtua tidak tahu apa yang dilakukan remajanya di luar sana, kemudian remaja bisa bertindak lebih leluasa dan bebas.
b.   Pergaulan dengan teman yang tidak sebaya
Pergaulan dengan teman yang tidak sebaya akan berpengaruh buruk pada perkembangan moral remaja. Kebanyakan remaja yang berteman dengan teman yang usianya lebih tua, mereka akan mendapatkan banyak hal baru yang seharusnya belum mereka ketahui karena belum cukup umur, hal inilah yang memicu terjadinya rasa penasaran dalam pikiran remaja. Jika hal ini diteruskan akan berbahaya bagi perkembangan psikologi remaja.
c.    Remaja lebih mampu berekpsresi
Banyak yang bilang pergaulan remaja saat ini sudah sangat jauh berubah dibandingkan pada masa-masa sepuluh tahun silam. Remaja sekarang lebih mampu berekspresi pada emosi dan mengungkapkan perasaan tanpa sembunyi-sembunyi dan malu seperti dulu. Sudah lumrah saat kita melihat remaja mengungkapkan kemarahan,sedih dan kegembiraannya dengan kata-kata yang terucap secara langsung,tanpa basa-basi seperti halnya remaja pada zaman dahulu.Dengan biasa mereka mengekspresikan perasaan cinta dan sayang pada pacar mereka di tempat-tempat umum.Sudah umum dilihat saat ini bila di mall-mall para remaja biasa bergandengan tangan,berpelukan bahkan berciuman. Dengan membebaskan perasaan dan isi hati,mereka juga mengharapkan kebebasan dan ketenangan jiwa.Bila dikekang,mereka nampak begitu sedih dan terkekang.Tapi bila pergaulan terlalu dibebaskan  juga sangat mengkhawatirkan.
d.   Lemahnya Akses Akan informasi Tentang HIV/AIDS yang Benar
            Kini semakin sering kita dengar remaja dihubungkan dengan kejadian HIV/AIDS.Hal ini sangatlah masuk  akal karena interaksi remaja di lingkungan sosialnya memungkinkan terjadi  kontak dengan virus HIV dari pergaulannya.Saat ini di dunia ada sekitar 10 juta remaja hidup dengan HIV/AIDS.Pada saat yang sama remaja juga adalah kelompok paling pontensial sebagai sebuah pilihan untuk menjadi penggerak utama untuk berperan dalam menurunkan angka kejadian infeksi baru HIV.
Selain itu juga disebabkan karena tekanan dari pergaulan sebayanya, ketidakmampuan menmikirkan resiko, ketidakberdayaan dalam mengambil keputusan termasuk menyatakan tidak buat narkoba, ketidaktahuan dalam menjalankan seks yang aman dan akses pelayanan yang terbatas terhadap penggunaan kondom itu sendiri.
e.    Tidak adanya bimbingan kepribadian dari sekolah
Di sekolah siswa bukan hanya di berikan ilmu pengetahuan, tetapi juga harus diberikan pendidikan kepribadian dan moral. Sehingga mereka tau bagaimana seharusnya menjalani hidup, hal-hal apa yang harus mereka lakukan dan hal-hal apa yang harus mereka hindari.
f.    Dasar-dasar agama yang kurang
Hal yang saat ini kurang diperhatikan oleh para orangtua adalah masalah pendidikan agama mereka hanya memikirkan bagaimana anaknya bisa menghadapi persaingan dibidang ilmu pengetahuan di masa mendatang, sehingga orangtua sekarang lebih mengutamakan anaknya untuk menuntut ilmu pengetahuan ada juga orangtua yang merasa kurang dengan ilmu yang diberikan di sekolah, sehingga mereka harus mingukutkan anaknya dengan pelajaran tambahan atau les, sehingga tidak ada waktu untuk belajar agama atau mengaji. Sehingga anak kurang begitu mengetahui tentang masalah agama.
2.2   Strategi untuk Mengatasi Masalah Pergaulan Bebas
Merebaknya pergaulan (free sex) di kalangan anak muda, khususnya kalangan pelajar dan mahasiswa, menjadi pemicu runtuhnya degradasi moral di kalangan mereka. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, diperlukan kerjasama semua pihak. Pengawasan orang tua, pendidikan di sekolah, pergaulan di masyarakat dan perlu ditanamkan pemahaman agama yang kuat dalam diri mereka. Penanggulangan HIV/AIDS di kalangan remaja menjadi suatu hal yang penting dan strategis untuk dilakukan.Kurangnya pengetahuan,ketiadaan akses dan masih adanya gender yang berkembang di kalangan remaja adalah beberapa faktor yang mengakibatkan penyakit HIV / AIDS tersebut berjalan cepat.
            Penyakit HIV/AIDS menjadi ancaman global dan nasional karena pada kenyataannya jumlah kasus yang belum tercatat jauh lebih besar.Sudah saatnya remaja menjadi subyek dan bukan lagi obyek yaitu dengan memberdayakan remaja dalam kegiatan pencegahan terutama dikalangan sebayanya. Beberapa strategi-strategi sangat perlu direalisasikan. Strategi yang bisa dimunculkan adalah sebagai berikut :
1)   Memberdayakan remaja agar bisa menumbuhkan kesadaran dan solidaritas bersama untuk bisa mendapatkan pengakuan,memperjuangkan hak-hak remaja,terutama hak-hak reproduksi dan seksual remaja.
2)   Mendesak pemerintah agar bisa mengambil keputusan yang pro remaja dengan mengubah regulasi,kebijakan,program dan anggaran agar bisa mendukung pemenuhan hak informasi dan pelayanan HIV/AIDS pada remaja berdasarkan kebutuhan remaja.
3)   Melibatkan remaja dalam proses pengambilan keputusan,perencanaan,implementasi dan monitoring.
4)   Mengembangkan akses informasi,pelayanan,konseling,pendampingan dan pelayanan kepada remaja.
5)   Meningkatkan kerjasama,koordinasi dan jaringan dengan sektor swasta,LSM dan organisasi remaja,lembaga pemerintah.
Dalam menjalani kehidupan alangkah baiknya bila remaja dibekali dengan ilmu yang bermanfaat baik dari lingkungan sosial maupun di sekolahnya. Berikut ini merupakan hal-hal yang bisa dilakukan untuk menghindari pergaulan bebas.
1)   Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
2)   Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
3)   Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
4)   Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
5)   Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
6)   Mendapatkan pengetahuan tentang sex education agar paham bahaya free sex.
2.3 Hubungan Pergaulan Bebas di Era Modernisasi Sebagai Pemicu Runtuhnya Moral
Era globalisasi didominasi dengan pesatnya perkembangan informasi,dan teknologi. Keadaan ini telah membawa perubahan besar terhadap kehidupan masyarakat terutama remaja dalam segi perkembangan  moral. Perubahan itu mengusung kumajuan yang luar biasa,sekaligus menimbulkan kegelisahan di kalangan orang banyak. Semua itu telah membawa perubahan besar terhadap perilaku manusia yang menjadi wilayah kompetisi moral.Sekarang banyak orang mulai mempertanyakan kembali kompetisi kemampuan moral untuk mengantisipasi,mengatur dan mengendalikan moral masyarakat.
Tidak dapat disangkal dalam hidup manusia kebebasan merupakan suatu realitas yang amat kompleks. Kebebasan mempunyai banyak aspek dan banyak karakteristik. Sudah dalam bahasa sehari-hari kata “Bebas” dipakai lengan berbagai nuansa dan semakin tingginya frekuensi arus globalisasi di era modernisasi sangat berpengaruh besar terhadap pergaulan bebas dengan lawan jenis baik di perkotaan maupun di pedesaan.Kondisi semacam ini juga sangat berpengaruh terhadap ideologi masyarakat,sehingga ada sebagian mereka beranggapan kalau tidak bergaul dengan lawan jenis maka dinilai ketinggalan zaman.Inilah salah satu dampak arus globalisasi.Oleh karena itu dalam kondisi semacam ini manusia di tuntut untuk lebih berhati-hati dalam bertindak.
Ternyata pergaulan  bebas itu tidak hanya sebatas bergaul melainkan terkadang mendorong untuk melakukan hal yang lebih tidak di sukai oleh agama,seperti bercumbu rayu,berciuman dan bahkan terjebak dalam perzinahan. Secara mendasar ternyata hal semacam ini karena kebebasan di artikan bebas secara mutlak tanpa ada butir-butir aturan yang menjaga jarak antara mereka.
Perbuatan zina sudah menyebar mulai dari perkotaan hingga ke pelosok-pelosok pendesaan.Baik zina yang di lakukan atas dasar suka sama suka ataupun atas dasar pemaksaan(pemerkosaan). Bahkan mulai menggerogoti beberapa lembaga pendidikan,yang notabene merupakan tolak ukur dan wajah masa depan bangsa.Adanya siswa sekolah yang hamil di luar nikah,mahasiswa yang hidup bersama dalam satu kontrakan,rumah atau kos tanpa ada ikatan pernikahan. Bahkan lebih tragis lagi adanya hubungan badan antara orang tua dengan anak dan adanya orang-orang tua yang sudah berkeluarga masih juga mencari partner untuk selingkuh.Rapuhnya fondasi agama merupakan salah satu faktor besar yang menyebabkan munculnya kemaksiatan,kemungkaran,dan perzinaan.selain itu juga tidak adanya kesadaran akan prinsip-prinsip dan norma-norma agama yang harus di junjung tinggi dan karena agama tidak menjadi bagian dari kepribadiannya. 
Pergaulan bebas diartikan sebagai suatu pergaulan yagn tidak memiliki batasan, mengabaiakan norma-norma agama maupun sosial masyarakat. Karena itu, pergaulan ini cenderung mengarah ke pada hal-hal yang negative, seperti sex bebas, pemakaian narkoba, kehidupan malam di tempat hiburan dan lain-lain.
ABG atau Anak Baru Gede adalah subyek yagn paling banyak terjun pada pergaulan bebas. Ini bisa dipahami karena banyak anak muda masih sangat labil. Meraka kadang susah baik membedakan mana yang baik dan mana yang buruk bagi perkembangan hidup mereka,
Sex bebas artinya ada dua orang melakukan hubungan suami istri tanpa ikatan pernikahan. Perbuatan itu bisa berujung kehamilan di luar nikah. Hal ini tentunya sangat memalukan bagi siapa saja, terutama masyarakat Indonesia yang masih memegang adat ketimuran. Seks bebas akan berakibat hamil di luar nikah. Bila sudah begitu biasanya mengambil jalan pintas untuk mengugurkan kandungan. Hal ini jelas jelas membahayakan bagi kesehatan wanita, selain harus menanggung malu.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pergaulan remaja saat ini cenderung ke arah pergaulan bebas,terbukti banyaknya para remaja yang menggunakan Narkotika dan melakukan seks bebas.Disinilah peran orang tua sangatlah penting untuk  membentuk  pola pikir mereka jadi lebih baik dan melakukan hal-hal yang positif.Orang tua juga harus memberi pengarahan tentang bahaya narkoba dan seks bebas. Dalam hal ini, perkembangan moral anak dipengaruhi pengawasan dan didikan orangtua tehadap anak dan yang paling berpengaruh adalah pergaualan anak dengan teman-temannya.Orangtua dan pihak masyarakat harus bersama-sama menjaga dan mengawasi pergaulan anak.

3.2 Saran
Orang tua harus berperan dalam mengawasi tingkah laku anak.Hal ini sangatlah penting,namun mereka tidak berhak bertindak otoriter terhadap anak dan harus menjalankan fungsi sebagai orang tua dengan baik, diantaranya memberikan kasih sayang, pendidikan budi pekerti, serta mengajarkan cinta kasih terhadap sesama.Sehingga terjadi keselarasan antara anak dengan orang tua.


DAFTAR PUSTAKA

Djakfar, muhammad. 2007. Agama,Etika,dan Ekonomi. Malang: UIN-Malang press.

Senali, moh saifulloh A. 2009. Pembina Akhlak Umat. Surabaya: Terbit Terang.

Bertens, K. 2007. Etika. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.